Penyebab Rambut Rontok yang Merusak Tampang Kamu

Kurang tidur menjadi masalah yang semakin umum dihadapi banyak orang, terutama di era modern ini, yang dipenuhi dengan tuntutan dan distraksi1. Selain berdampak pada kesehatan fisik dan mental, kurang tidur juga diduga dapat memperparah kerontokan rambut, terutama androgenetic alopecia, dan bahkan membuat kulit terlihat lebih tua2. Artikel ini akan membahas bagaimana kurang tidur dapat memperburuk kondisi tersebut, dengan menjabarkan keterkaitan antara kurang tidur, hormon, stres, dan kesehatan secara keseluruhan terhadap kerontokan rambut androgenetic alopecia.
Androgenetic Alopecia: Penyebab dan Karakteristik
Androgenetic alopecia, atau yang lebih dikenal dengan kebotakan pola pria atau wanita, merupakan kondisi kerontokan rambut yang paling umum terjadi3. Di Amerika Serikat saja, androgenetic alopecia diperkirakan memengaruhi sekitar 50 juta pria dan 30 juta wanita3. Kondisi ini disebabkan oleh kombinasi hormon seks pria (androgen), terutama dihydrotestosterone (DHT), dan faktor genetik4. Pada pria, androgenetic alopecia ditandai dengan rambut rontok di bagian pelipis dan vertex (puncak kepala), yang secara bertahap membentuk pola "M"3. Sementara pada wanita, kerontokan rambut terjadi secara menyebar di seluruh kulit kepala, dengan penipisan rambut yang paling terlihat di bagian tengah kepala, menyebabkan bagian tengah rambut terlihat lebih lebar4.
Alopesia androgenetika pada pria telah dikaitkan dengan beberapa kondisi medis lainnya, termasuk penyakit jantung koroner dan pembesaran prostat3. Selain itu, kanker prostat, gangguan resistensi insulin (seperti diabetes dan obesitas), dan tekanan darah tinggi (hipertensi) juga telah dikaitkan dengan androgenetic alopecia3. Pada wanita, androgenetic alopecia dikaitkan dengan peningkatan risiko sindrom ovarium polikistik (PCOS)3. PCOS ditandai dengan ketidakseimbangan hormon yang dapat menyebabkan menstruasi tidak teratur, jerawat, rambut berlebih di bagian tubuh lain (hirsutisme), dan penambahan berat badan3.
Meskipun androgenetic alopecia merupakan jenis kerontokan rambut yang paling umum, ada beberapa jenis alopecia lain yang perlu diketahui, antara lain:

Kurang Tidur dan Hormon
Kurang tidur dapat mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh, termasuk hormon yang berperan dalam pertumbuhan rambut6. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur dapat menurunkan kadar testosteron7. Penurunan kadar testosteron dapat mengganggu keseimbangan hormonal dan memengaruhi produksi DHT, yang merupakan bentuk aktif dari testosteron dan berperan penting dalam androgenetic alopecia9. Meskipun DHT menyebabkan kerontokan rambut di kulit kepala, hormon ini juga berperan dalam perkembangan ciri-ciri fisik pria, seperti pertumbuhan rambut wajah dan tubuh9.
Selain itu, kurang tidur juga dapat meningkatkan hormon stres kortisol6. Peningkatan kortisol dapat menekan produksi hormon seks, termasuk testosteron, yang selanjutnya dapat memengaruhi kadar DHT dan memperparah kerontokan rambut6. Kadar kortisol yang tinggi dan tidak kunjung turun dapat menyebabkan seseorang sulit tidur, sehingga menciptakan "lingkaran setan" yang membuat seseorang terus-menerus kekurangan waktu tidur6.
DHT Blocker
Karena DHT berperan penting dalam androgenetic alopecia, salah satu cara untuk mengelola kerontokan rambut adalah dengan menggunakan DHT blocker9. DHT blocker bekerja dengan menghalangi konversi testosteron menjadi DHT melalui enzim 5-alpha reductase9. Ada dua jenis DHT blocker, yaitu DHT blocker alami dan clinical grade DHT blocker9. Beberapa contoh DHT blocker alami adalah saw palmetto dan teh hijau9. Saw palmetto dipercaya bekerja dengan cara yang mirip dengan finasteride, yaitu obat yang disetujui FDA untuk pengobatan androgenetic alopecia9. Teh hijau diduga dapat menghambat DHT karena meningkatkan kadar hormon seks yang mengikat globulin (SBHG), yang berinteraksi dengan testosteron9.
Kurang Tidur dan Stres
Selain ketidakseimbangan hormon, kurang tidur juga berkontribusi terhadap stres, yang merupakan faktor signifikan dalam androgenetic alopecia11. Kurang tidur dapat meningkatkan produksi hormon kortisol, yang merupakan hormon penyebab stres12. Selain itu, kurang tidur juga membuat seseorang lebih sulit berkonsentrasi, mengambil keputusan, dan mengingat informasi, yang dapat meningkatkan tingkat stres12. Hal ini menciptakan lingkaran setan di mana kurang tidur meningkatkan stres, dan stres dapat semakin memperburuk kualitas tidur12.
Stres yang berkepanjangan dapat menyebabkan beberapa jenis kerontokan rambut, seperti:
- Telogen effluvium: Stres dapat menyebabkan rambut memasuki fase istirahat (telogen) lebih cepat dari biasanya15. Beberapa bulan kemudian, rambut-rambut ini akan rontok secara bersamaan, menyebabkan kerontokan rambut yang signifikan15. Kerontokan rambut setelah melahirkan dan operasi juga dapat dikaitkan dengan telogen effluvium akibat perubahan hormonal dan stres fisik16. Jenis kerontokan ini biasanya bersifat sementara dan rambut akan tumbuh kembali setelah stres mereda15.
- Alopecia areata: Alopecia areata merupakan kondisi autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang folikel rambut, menyebabkan rambut rontok, seringkali berbentuk bercak-bercak15. Stres seringkali menjadi pemicu atau memperburuk kondisi ini15.
- Trikotilomania: Trikotilomania adalah gangguan psikologis di mana seseorang memiliki dorongan kompulsif untuk mencabuti rambutnya sendiri11. Stres dapat memicu atau memperparah perilaku ini11.
Kurang Tidur dan Kesehatan
Kurang tidur berdampak negatif pada kesehatan secara keseluruhan, yang secara tidak langsung dapat memengaruhi pertumbuhan rambut2. Beberapa dampak kurang tidur terhadap kesehatan antara lain:
- Penurunan sistem kekebalan tubuh: Kurang tidur dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit1. Infeksi pada kulit kepala dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan pada folikel rambut, yang memperparah kerontokan rambut18.
- Gangguan metabolisme: Kurang tidur dapat mengganggu metabolisme tubuh, termasuk penyerapan nutrisi yang penting untuk kesehatan rambut, seperti protein, vitamin, dan mineral16.
- Peningkatan risiko penyakit kronis: Kurang tidur dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kronis seperti obesitas, diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan hipertensi17. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara androgenetic alopecia dengan kondisi medis seperti penyakit jantung, diabetes, dan obesitas19.
- Gangguan siklus pertumbuhan rambut: Kurang tidur dapat mengganggu siklus pertumbuhan rambut yang normal20. Siklus pertumbuhan rambut terdiri dari empat fase: anagen (fase pertumbuhan aktif), katagen (fase transisi), telogen (fase istirahat), dan eksogen (fase rambut rontok)20. Kurang tidur dapat menyebabkan rambut memasuki fase telogen lebih cepat, sehingga meningkatkan kerontokan rambut20.
- Gejala lain: Kurang tidur dapat menyebabkan berbagai gejala lain, seperti kelelahan, penurunan konsentrasi, perubahan suasana hati, dan gangguan kognitif17.
Apa Kata Penelitian?
Meskipun belum banyak penelitian yang secara spesifik membahas hubungan antara kurang tidur dan androgenetic alopecia, beberapa studi menunjukkan adanya keterkaitan antara keduanya.
Sebuah studi kasus kontrol yang dilakukan pada 446 pria menemukan bahwa hipertensi dan skor STOP-BANG ≥ 5 (indikator risiko sleep apnea) berhubungan dengan androgenetic alopecia21. Studi ini juga menunjukkan bahwa pria dengan androgenetic alopecia yang parah cenderung memiliki waktu tidur ≤ 6 jam dan kualitas tidur yang buruk (PSQI > 5)21.
Penelitian lain menunjukkan bahwa kerontokan rambut sering terjadi setelah operasi metabolik dan bariatrik, terutama pada wanita yang lebih muda16. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan metabolisme dan hormonal yang terjadi setelah operasi, yang juga dapat dipengaruhi oleh kurang tidur, dapat memicu kerontokan rambut16.
Kesimpulan
Kurang tidur dapat memperparah kerontokan rambut androgenetic alopecia melalui beberapa mekanisme, yaitu:
- Mengganggu keseimbangan hormon: Kurang tidur dapat menurunkan kadar testosteron dan meningkatkan hormon stres kortisol, yang keduanya dapat memengaruhi produksi DHT dan memperparah kerontokan rambut6.
- Meningkatkan stres: Kurang tidur meningkatkan stres, yang dapat memicu berbagai jenis kerontokan rambut, termasuk telogen effluvium dan alopecia areata11.
- Memengaruhi kesehatan secara keseluruhan: Kurang tidur dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, mengganggu metabolisme, dan meningkatkan risiko penyakit kronis, yang secara tidak langsung dapat memperburuk androgenetic alopecia16.
Berdasarkan penelitian yang ada, menjaga kualitas tidur yang baik merupakan langkah penting dalam menjaga kesehatan rambut dan mencegah kerontokan rambut. Berikut beberapa rekomendasi untuk meningkatkan kualitas tidur dan mengelola stres:
- Terapkan kebiasaan tidur yang sehat: Tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari, ciptakan lingkungan tidur yang nyaman, dan hindari kafein dan alkohol sebelum tidur.
- Kelola stres dengan efektif: Lakukan teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau olahraga teratur.
- Konsumsi makanan bergizi seimbang: Pastikan asupan nutrisi yang cukup, terutama protein, vitamin, dan mineral, yang penting untuk kesehatan rambut.
- Gunakan produk perawatan rambut yang tepat: Pilih produk yang sesuai dengan jenis rambut dan hindari produk yang mengandung bahan kimia keras.
Jika Anda mengalami kerontokan rambut yang signifikan atau gangguan tidur, segera konsultasikan dengan dokter atau profesional kesehatan untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Mengatasi masalah ini sejak dini dapat membantu mencegah kerontokan rambut lebih lanjut dan meningkatkan kualitas hidup Anda.
Referensi
1. 7 Dampak Buruk Kurang Tidur bagi Kesehatan dan Aktivitas Harian - P2PTM Kemkes, accessed March 9, 2025, https://p2ptm.kemkes.go.id/informasi-p2ptm/7-dampak-buruk-kurang-tidur-bagi-kesehatan-dan-aktivitas-harian
2. ANCAMAN KURANG TIDUR BAGI TUBUH - Diskes Badung, accessed March 9, 2025, https://diskes.badungkab.go.id/artikel/45297-ancaman-kurang-tidur-bagi-tubuh
3. Androgenetic alopecia: MedlinePlus Genetics, accessed March 9, 2025, https://medlineplus.gov/genetics/condition/androgenetic-alopecia/
4. Androgenetic Alopecia - StatPearls - NCBI Bookshelf, accessed March 9, 2025, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430924/
5. Apa itu Alopecia? Penyebab, Gejala, & Cara Mengatasinya - Siloam Hospitals, accessed March 9, 2025, https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-alopecia
6. Ketidakseimbangan Hormon Akibat Kurang Tidur - CNN Indonesia, accessed March 9, 2025, https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20190122114320-255-362734/ketidakseimbangan-hormon-akibat-kurang-tidur
7. Kurang tidur menurunkan kadar hormon testosteron - ANTARA News - Antaranews.com, accessed March 9, 2025, https://www.antaranews.com/berita/756852/kurang-tidur-menurunkan-kadar-hormon-testosteron
8. Kurang Tidur Menurunkan Kadar Hormon Testosteron dan Masalah Seks - Tempo.co, accessed March 9, 2025, https://www.tempo.co/gaya-hidup/kurang-tidur-menurunkan-kadar-hormon-testosteron-dan-masalah-seks-808876
9. Mengenal Apa Itu DHT Blocker Serta Fungsinya - Diri Care, accessed March 9, 2025, https://diricare.com/artikel/apa-itu-dht-blocker
10. The effectiveness of treatments for androgenetic alopecia: A systematic review and meta-analysis - PubMed, accessed March 9, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28396101/
11. Hati-hati! Stress Bisa Jadi Penyebab Rambut Rontok - Dove, accessed March 9, 2025, https://www.dove.com/id/stories/tips-and-how-to/hair-care-tips-advice/hati-hati--stress-bisa-jadi-penyebab-rambut-rontok.html
12. 6 Bahaya Kurang Tidur bagi Kesehatan Mental dan Otak - Hello Sehat, accessed March 9, 2025, https://hellosehat.com/pola-tidur/gangguan-tidur/efek-kurang-tidur-pada-otak/
13. Bahaya Kurang Tidur bagi Mental dan Otak - RRI, accessed March 9, 2025, https://www.rri.co.id/riau/kesehatan/1358498/bahaya-kurang-tidur-bagi-mental-dan-otak
14. 7 Ciri-Ciri Rambut Rontok karena Stres dan Tips Mengatasinya - Clear Hair Care, accessed March 9, 2025, https://www.clearhaircare.com/id/perawatan-kulit-kepala/ciri-ciri-rambut-rontok-karena-stress.html
15. Rambut Rontok dan Stres: Adakah Kaitannya? - RS Pusat Pertamina, accessed March 9, 2025, https://rspp.co.id/artikel-detail-668-Rambut-Rontok-dan-Stres-Adakah-Kaitannya.html
16. JKKT – Journal Kesehatan dan Kedokteran Tarumanagara - Lintar, accessed March 9, 2025, https://lintar.untar.ac.id/repository/penelitian/buktipenelitian_10413003_5A060723161742.pdf
17. Kurang Istirahat /Kurang Tidur - Penyakit Tidak Menular Indonesia - P2PTM Kemkes, accessed March 9, 2025, https://p2ptm.kemkes.go.id/informasi-p2ptm/kurang-istirahat-kurang-tidur
18. 10 Penyebab Rambut Rontok yang Anda Tidak Duga - Hello Sehat, accessed March 9, 2025, https://hellosehat.com/penyakit-kulit/perawatan-rambut/penyebab-rambut-rontok/
19. Pattern hair loss - Wikipedia, accessed March 9, 2025, https://en.wikipedia.org/wiki/Pattern_hair_loss
20. Sejumlah Cara Menumbuhkan Rambut dengan Cepat dan Lebat - Siloam Hospitals, accessed March 9, 2025, https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/cara-menumbuhkan-rambut-dengan-cepat
21. Sleep quality in men with androgenetic alopecia - PubMed, accessed March 9, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/35469370/
22. Ini 8 Alasan Rambut Tak Berhenti Rontok - Halodoc, accessed March 9, 2025, https://www.halodoc.com/artikel/ini-8-alasan-rambut-tak-berhenti-rontok